Minyak Nilam Sebagai Bahan Dasar Parfum
MINYAK NILAM SEBAGAI BAHAN DASAR PARFUM
Oleh: Prima Dwi Widiarto, Triple Black Heaven
PENDAHULUAN
Minyak nilam (patchouli oil) adalah salah satu minyak atsiri yang dihasilkan oleh nilam (Pogostemon cablin Benth) yang merupakan komoditas unggulan nasional di Indonesia. Minyak nilam sendiri punya banyak kegunaan, mulai dari pembunuh serangga, hingga bermanfaat pula sebagai obat-obatan. Sebanyak 90% kebutuhan minyak nilam dunia, disokong oleh Indonesia yang berasal dari penyulingan di pelosok-pelosok Nusantara. (Untung, et. al., 2009).
Minyak nilam memiliki beberapa senyawa kimia yaitu; α-patchoulene, α-guaiene, α-guaiene, seychellene dan nilam alkohol. Kandungan nilam alkohol pada minyak nilam menjadi penentu kualitas sedangkan seychellene dan α-guaiene adalah seskuiterpen yang mempengaruhi bau minyak nilam (Widyasanti et al., 2021). Komponen minyak atsiri dibagi menjadi “mudah menguap” dan residu “tidak mudah menguap”. Volatil atau mudah menguap dengan komposisi 90-95% tersusun oleh seskuiterpen dan monoterpen serta turunan teroksigenasinya bersama aldehida alifatik, ester dan alkohol. Residu non volatil atau residu tidak mudah menguap memiliki komposisi 1-10% tersusun oleh asam lemak, lilin, karotenoid, flavonoid dan hidrokarbon (Chairunnisa et al., 2023).
Parfum tersusun dari berbagai campuran senyawa aromatik, minyak esensial, fiksatif dan pelarut yang untuk memberikan wewangian. Klasifikasi parfum tergantung pada proporsi senyawa aromatiknya. Penggunaan parfum dalam kehidupan sehari-hari telah menjadi kebutuhan agar dapat tampil percaya diri, baik bagi pria maupun wanita. Perfume berasal dari bahasa latin yang berarti melalui asap. Secara harafiah, parfum diartikan sebagai senyawa yang
memiliki komponen aromatik (zat beraroma) yang dicampurkan sesuai dengan sifat pelarut. Pengolompokkan jenis parfum dibagi menjadi 5 berdasar konsentrasi bahan pewangi di dalamnya, yaitu perfume 8-15%, eau de toilette 4-8%, extract water 20-30%, cologne 3-5%, dan splash cologne 1-3%.
Minyak nilam berperan sebagai fiksatif (pengikat senyawa aromatik lainnya) untuk meningkatkan aroma dan mencegah penguapan sehingga aroma parfum bertahan lama dan memiliki aroma yang khas (Maulana et al., 2023). Ada tiga tingkatan aroma pada parfum. Top note yaitu aroma yang pertama kali tercium, top note bersifat volatil dan paling cepat memudar. Berikutnya adalah middle note yang dapat bertahan dalam kurun waktu 1 jam. Terakhir Base note yang paling tahan lama hingga beberapa jam setelah pemakaian (Sharmeen et al., 2021). Hinga saat penyusunan tinjauan ini penelitian berkaitan dengan penggunaan minyak nilam sebagai bahan parfum terus dikembangkan.
PEMBAHASAN
Penambahan minyak nilam sebagai parfum banyak digemari karena kandungan minyak atsiri yang dimiliki tanaman nilam (Hu et al., 2017). Penggunaan minyak atsiri sebagai bahan dasar parfum membuat kulit tidak kering bila dibandingkan dengan pelarut berbahan dasar alkohol (Maulana et al., 2023). Kandungan utama dan kedua terbanyak pada minyak nilam adalah minyak atsiri (5%) dan tanitos (1,7%) (Cano-Reinoso et al., 2023). Menurut Elterlein dkk (Elterlein et al., 2024), minyak nilam mengandung komponen utama minyak atsiri sebesar 64,9%, hal ini dapat meningkatkan nilai komersial minyak nilam. Sifat kimia dari patchouli oil pertama kali dipatenkan oleh Gunther Ohloff untuk Dragoco (sekarang Symrise) pada tahun 1956.
Tabel 1. Persyaratan mutu minyak nilam sesuai SNI 06-2385-2006 (Badan Standarisasi Nasional, 2006)
Jenis uji |
Satuan |
Persyaratan |
Warna |
- |
Kuning muda – coklat kemerahan |
Bobot Jenis 25°C |
- |
0,950 – 0,975 |
Indeks bias (nD20) |
- |
1,507 – 1,515 |
Kelarutan dalam etanol 90% pada suhu 20°C ± 30°C |
- |
Larutan jernih atau opalesensi ringan dalam perbandingan volume 1 :10 |
Bilangan asam |
mg KOH/g minyak |
Maksimal 8 |
Bilangan ester |
mg KOH/g minyak |
Maksimal 20 |
Putaran optik |
O |
(-)48o – (-)65o |
Patchouli alcohol (C15H26O) |
% |
Minimal 30 |
Alpha copaene (C15H24) |
% |
Maksimal 0,5 |
Kandungan besi (Fe) |
mg/Kg |
Maksimal 25 |
Ermaya et al. (2019) menjelaskan bahwa minyak nilam memiliki 16 komponen yang menyusun minyak atsiri. Minyak nilam memiliki aroma kuat yang sangat khas, menyerupai kayu, kapur barus, balsem pedas, dan memiliki warna seperti tanah (Baldovini & Filippi, 2017). Pramestie et al. (2023) mengungkapkan, aroma parfum minyak nilam memiliki aroma woody dari patchouli oil. Sedangkan Hikmah et al. (2023) mendapatkan hasil bahwa komposisi konsentrasi dari minyak atsiri nilam yang digunakan menyebabkan warna parfum menjadi semakin berwarna kuning keemasan.
Tanaman nilam dengan nama ilmiah Pogostemon cablin (Blanco) Benth memiliki tampilan seperti semak yang tumbuh hingga 1 meter tingginya. Minyak nilam mudah terurai secara hayati, dan tersedia secara terbarukan melalui distilasi uap (hasil 1-3,5%) dari daun Pogostemon cablin (Blanco) Benth yang dikeringkan dan difermentasi. Volume produksi minyak nilam dapat mencapai 1600-1800 ton/tahun. Selain itu, karena kekuatan sintase nilam, minyak nilam menjadi bahan wewangian pertama yang diproduksi secara bioteknologi melalui fermentasi dengan sel Escherichia coli (Winardi et al., 2020; Elterlein et al., 2024).
Minyak nilam kaya akan siskuiterpen, yang lebih dikenal sebagai alkohol nilam. Senyawa aktif utama pada minyak atsiri nilam adalah patchouli alcohol, α-bulnesene, α-guaiene, β-caryophyllene, β-patchoulene, Azulene, dan Seychellene (Hashmi & Kim, 2003; John et al., 2020).
Patchoulene, caryophyllene, pogostol dan pogostone seychellene adalah beberapa seskuiterpen lain yang ditemukan dalam minyak nilam (Heroweti et al., 2023). Senyawa-senyawa fitokimia yang terdapat dalam minyak nilam, menyusun sifat terapeutik minyak nilam termasuk anti-mikrobial, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-depresan, sitotoksik, dan beberapa aktivitas biologi lain. Karena hal ini, minyak nilam banyak digunakan untuk produksi berbagai produk perawatan kesehatan dan industri wewangian (Jain et al., 2022). Berat jenis merupakan parameter penting dalam menentukan kualitas dan kemurnian minyak atsiri (Hashmi & Kim, 2003); Das, 2015; Mahlinda et al., 2019).
Minyak nilam umumnya diperoleh menggunakan proses distilasi (Sukratman, 2022). Metode distilasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu; distilasi air dimana pengeringan daun dilakukan dengan proses direbus dalam ketel distilasi kemudian dikondensasikan. Kedua distilasi uap langsung, bahan dipanaskan dalam tabung di bawah tekanan rendah, minyak akan menguap ke atas melalui pipa dengan uap air lalu dikondensasikan. Terakhir, distilasi uap tidak langsung. Pada proses distilasi uap konvensional, hanya daun yang diekstraksi dan batang tanaman nilam cenderung menjadi limbah. Oleh karena itu, dalam penelitian Soh dkk. (2020), daun dan batang tanaman nilam diekstraksi menggunakan Supercritical Fluid Extraction (SFE) atau ekstraksi fluida super kritis, karena mampu memaksimalkan hasil ekstraksi. Hal ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Khare et al., 2020), hasilnya minyak nilam yang diperoleh memiliki sifat fisika kimia yang berbeda tergantung metode ekstraksi yang dilakukan. Kualitas minyak menurun, seiring bertambahnya masa inkubasi (Sangani et al., 2005). Untuk lebih jelasnya, perbandingan beberapa metode ekstraksi yang digunakan untuk mengekstraksi tanaman nilam ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan proses ekstraksi minyak atsiri nilam
No. |
Metode ekstraksi |
Hasil |
Referensi |
1. |
Distilasi waterbuble dan distilasi water-stream |
Uji sifat fisika-kimia minyak nilam menunjukkan bahwa minyak yang diekstraksi dengan teknik distilasi water-buble (WBD) mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan minyak nilam yang diekstraksi dengan teknik water steam distillation (WSD). Diperoleh hasil bahwa kandungan patchouli alkohol dapat ditingkatkan dari 38,24% menjadi 61,53% dengan menggunakan teknik WBD. |
Fitri et al. (2017) |
2. |
Distilasi uap langsung |
Hasil pengujian dengan GC-MS menunjukkan atsiri minyak nilam yang terkandung mencapai 34,29 %. |
Ginting et al. (2021) |
3. |
Hidrodistilasi sederhana |
Hasil dari pengujian GC-MS kandungan senyawa pathcouli alkohol yang terkandung dalam minyak nilam hasil distilasi adalah sebesar 32,54 %. |
Tamang et al. (2017) |
4. |
Distilasi air |
Hasil analisis GC-MS pada minyak nilam menunjukkan kandungan pathcouli alkohol 42,75%. |
Ermaya et al. (2019) |
5. |
CO2 superkritis |
Pada uji GC-MS menunjukkan minyak nilam mengandung senyawa pathcouli alkohol 38,70 %. |
Muhammad et al., (2022) |
6. |
Hidrodistilasi |
Penelitian ini mengekstrak daun, kuncup bunga, dan akar tanaman nilam. Hasil yang didapatkan, senyawa patchouli pada setiap bagian adalah 57,7% (daun nilam), 45,6%(kuncup bunga), 55,7%(akar). |
Verma et al. (2019) |
7 |
Hidrodistilasi |
Ekstraksi minyak nilam dari daun Pogostemon cablin (Blanco) Benth. menggunakan hidrodistilasi berhasil dioptimalkan menggunakan metode Taguchi. Patchouli yang dihasilkan sebesar 64,9%. |
Shah et al. (2017) |
Dari tabel diatas, bisa dilihat proses ekstraksi yang dapat memaksimalkan hasil senyawa patchouli adalah proses hidrodistilasi (64,9% patchouli), selanjutnya water bubble distiation (61,53% patchouli) dan distilasi air ((42,75% patchouli). Hidrodistilasi dengan bantuan gelombang mikro, SFE, CO2 superkritis, dan metode ekstraksi ultrasonik, serta teknik distilasi gelembung air, termasuk dalam teknik distilasi baru (Fitri et al., 2017).
Tabel 3. Produk parfum dengan bahan minyak nilam
No. |
Parfum |
Bahan |
Hasil |
Referensi |
1 |
Eau de toilette |
Minyak nilam, minyak adas, wewangian buah apel, strawberi, dan jambu |
Ketahanan wangi sampai 4 jam, berat jenis 0,8338 g/mL-0,8655g/mL, dan mempunyai aktivitas antiseptik |
Chairunnisa et al. (2023) |
2 |
Eau de toilette |
Minyak nilam, adas, wewangian kombinasi bunga vanila, melati, dan buah nanas |
Ketahanan wangi sampai 4 jam, formula paling disukai adalah parfum tanpa adas, berat jenis 0,834g/mL- 0,845g/mL, dan mempunyai aktivitas antiseptik. |
Kusala et al. (2023) |
3 |
Eau de toilette |
Minyak nilam, minyak adas, wewangian buah hugo orange, melati, dan melon. |
Ketahanan wangi mencapai 4 jam, formula paling disukai adalah parfum tanpa adas, berat jenis 0,8338g/mL- 0,8590g/mL, dan mempunyai aktivitas antiseptik jumalh koloni 14. |
Lestari et al. (2023) |
4 |
Eau de toilette |
Minyak nilam, wewangian lemon, kopi, melati, dan beri |
Formula paling disukai (nilam+ lemon+kopi) dan (nilam+beri+melati). Ketahanan wangi 51 jam pada parfum dengan penambahan 5mL nilam. Berat jenis rata-rata 4,66 g/mL. |
Ginting et al. (2021) |
5 |
Perfume |
Minyak nilam kristal, miyak nilam cair, omnia cristal, vercase vanitas, rose, magnolia sensul. |
Pada formula dengan minyak nilam kristal mempunyai ketahanan aroma wangi 52 jam, sedangkan minyak nilam cair 40jam. |
Pramestie et al. (2023b) |
6 |
Perfume |
Minyak nilam, melati, vanilla, magnolia sensual dan Hugo Boss XX Woman (h.b.xx.w.) |
Formula dengan perbandingan minyak nilam dan etanol 0,5:10; 1:10; dan 2:10 masing-masing mempunyai daya tahan aroma 48 jam, 72 jam dan 54 jam. |
Pramestie et al., 2023b) |
7 |
Perfume |
Minyak nilam, aroma kopi, dan lemon. |
Dari 16 sampel, 3 sampel diantaranya tahan hingga 51 jam (5ml minyak nilam). |
Ginting et al., (2021) |
8 |
Solid perfume |
Minyak nilam, aromatik karamel, olive oil, lilin candelilla |
Aroma parfum lebih tahan lama dihasilkan sampel I (>12jam) dibandingkan sampel II (<12jam). |
Maulana et al., (2023) |
Untuk mendapatkan minyak nilam yang berkualitas tinggi kami dari PT. Triple Black Heaven memproduksi minyak nilam dengan kualitas terbaik dan dapat dicampurkan sebagai bahan dasar parfum yang baik. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut harap hubungi sebagai berikut:
Nama : Darmawan Santoso
HP : 0896-6193-3986
Alamat : Jl. Marsiam, Gang Jadam No. 11 RT 002/RW 001, Kp. Bungaok Kidul, Desa Caringin, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Prov. Banten. Kode Pos 15820
Pada Tabel 3 menunjukan dua macam jenis parfum yang telah dibuat berdasarkan penambahan minyak nilam sebagai komponen senyawa fiksatif untuk menahan aroma parfum menjadi tahan lama. Dari Tabel 3 tersebut, diperoleh hasil semakin banyak perbandingan minyak nilam dan pelarut etanol yang ditambahkan maka ketahanan aroma relatif semakin lama. Pada bahan wewangian parfum menggunakan berbagai kombinasi yaitu aroma bunga misalnya melati, magnolia, magnolia sensual, rose, untuk aroma buah dipilih melon, beri, strawberry, hugo orange, dan nanas, dari bahan biji dipakai aroma kopi dan vanila, sedangkan aroma khas komersial dipilih aroma bibit parfum Hugo Boss XX woman, omnia cristal, dan vercase vanitas.
Dari segi ekonomi, minyak nilam memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini dibuktikan oleh Winardi et al., (2020), usaha parfum menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan aromaterapi. Produk parfum dari minyak nilam terbukti memberikan keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan produk aromaterapi. Serupa dengan penelitian ini, Authar et al. (2023) juga mengungkapkan kelayakan usaha budi daya tanaman nilam, ditinjau dari keuntungan yang diperoleh pada hasil penelitiannya dengan indeks TR/TC ratio sebesar 3,55>1. Minyak nilam dalam negeri memiliki harga pasar yang dipengaruhi harga di pasar internasional. Indonesia memasok 80-90% minyak nilam ke pasar internasional (Yusnidar et al., 2021). Saat ini, minyak nilam merupakan bahan baku alami yang paling penting dilihat dari ukuran pasarnya (Baldovini & Filippi, 2017). Hampir 80% total permintaan pada minyak nilam dunia berasal dari Indonesia (Fitri et al., 2017).
Selain hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, ekstraksi minyak nilam perlu memperhatikan dampak lingkungan seperti besarnya emisi CO2 yang dihasilkan. Fitri et al. (2017) menjelaskan bahwa bila minyak nilam diekstraksi menggunakan metode hidrodistilasi gelombang mikro, akan menghasilkan emisi CO2 yang lebih besar bila dibandingkan dengan metode ekstraksi gelombang mikro bebas pelarut. Karena itu, pengggunaan metode ektraksi gelombang mikro bebas pelarut untuk ektraksi minyak nilam dapat menjadi metode pengganti yang cocok sebagai teknik yang lebih ramah lingkungan (Nouban & Abazid, 2017).
Berdasarkan uraian di atas penggunaan minyak nilam memiliki banyak nilai positif dan disukai karena kandungan minyak atsiri dan antibiotik yang dimiliki tanaman terebut. Selain itu, minyak nilam memiliki kelayakan usaha ditinjau dari keuntungan yang diperoleh. Minyak nilam juga memiliki daya fiksatif yang kuat, sehingga memiliki aroma yang tahan lama bila digunakan dalam industri parfum. Selain banyaknya sisi positif dari pemanfaatan minyak atsiri nilam, penggunaan minyak atsiri nilam juga perlu ditinjau dari metode perolehannya, yang mana ekstraksi yang dilakukan perlu memperhatikan dampak lingkungan.
KESIMPULAN
Permintaan minyak nilam dunia hampir 80% berasal dari Indonesia. Penggunaan minyak nilam banyak digemari karena kandungan minyak atsiri yang bersifat sebagai antibiotik dan tahan lama. Parfum ini memiliki aroma woody dari Patchouli oil, serta minyak nilam memiliki aroma yang tahan lama. Usaha parfum minyak nilam memiliki prospek yang lebih baik bila dibandingkan dengan usaha aromaterapi, sehingga layak untuk dipertimbangkan. Minyak nilam sebagai bahan fikasatif parfum sudah dimanfaatkan untuk membuat eau de toilette.